Selasa, 16 Desember 2008

Oh Lahan Pertanian

Kalo kita membandingkan zaman waktu kita kecil dan sekarang, disana terdapat perbedaan. Zaman dahulu, jumlah kendaraan dan perumahan masih sempit. Tanah-tanah pun masih didominasi oleh pertanian.

Kita lihat zaman sekarang, jumlah kendaraan dan perumahan makin meningkat. Ini disebabkan karena dorongan untukk memenuhi pemenuhan kebutuhan manusia. Tetapi faktanya, dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut seringkali tidak menghiraukan keseimbangan alam

Kita melihat sendir di Iklan TV, banyak sekali real estat mewah yang didirikan tetapi yang memprihatinkan adalah real estat itu didirikan hanya untuk investasi. Investasi yang hanya memberikan keuntungan kepada sejumlah kelompok tertentu saja. Pada sudah bukan rahasia lagi kalau pembangunan real estat itu pasti menggusur sebagian lahan pertanian.

Apakah itu menimbulkan efek? ya jelas sekali. Jika lahan pertanian terus digusur, lama-kelamaan produksi pertanian kita akan semakin berkurang. Kalau produksi pertanian kita berkurang pasti ujung-ujungnya kita impor dari negara lain. Berkurang lagi nih devisa kita. Produksi pertanian dapat meningkat kalau pemerintah memaksimalkan pengembangan di bidang teknologi pertanian. Contohlah negara Jepang yang dengan lahan sempit tetapi mampu mengembangkan teknologi bercocok tanam di atas gedung bertingkat. Kita tidak perlu muluk-muluk tetapi yang perlu diingat pengembangan teknologi pertanian membutuhkan waktu yang lama.

Pembangunan real estat orientasi investasi ini sudah tentu berharga tinggi dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membelinya sehingga tidak akan menyelesaikan masalah tempat tinggal bagi kaum marjinal maka munculah pemukiman kumuh yang tidak dikehendaki.

Pemilu di tahun 2009 nanti semoga dapat menghasilkan pemimpin yang bercita-cita mengembalikan image indonesia sebagai negara agraris kembali serta mampu mengayomi rakyatnya bukan rakyat yang harus mengayomi pemimpinnya.

0 Responses: