Sabtu, 31 Januari 2009

Day Without Her

Hari-hari berlalu sejak aku mengakhiri hubungan dengan Sita, aku merasa ada yang hampa, aku merasa ini hukuman yang pantas untukku, karena membuatnya menjadi nomor dua. Dalam suara hatiku, aku tidaklah menomor duakan dia, kenapa aku mengejar cita-cita adalah karena aku takut, takut karena sebagai seseorang laki-laki memiliki pemikiran yang sangat rasional. ”Oke mungkin pada saat ini, aku masih bisa berkata bahwa qta masih pantas, apakah 7 tahun kemudian menjamin bahwa aku masih pantas untuknya”. Kita berpikir secara kasar, umurku sekarang 21, dan dy 19. Kita tidak mungkin lagi memikirkan hubungan fantasi seperti ABG, gampangnya kita tidak mungkin hanya ”makan cinta” belaka. Kita juga harus ingat posisi dan Materi.

Pembaca boleh menilai kalau diriku berarti memliki pengertian kita bisa menaklukan kekasih dengan uang. Memang, uang atau materi memiliki peranan yang penting untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan kekasih kita. Kita boleh saja berikrar gombal bahwa ”aku mencintaimu apa adanya”. Tapi ingat, bagaimana jika orang tuanya berkata ”maaf, saya ingin anak saya mendapat lelaki yang lebih baik”, ini mengacu kepada orang yang memiliki ”materi” yang lebih baik. Apakh mereka salah? Tidak, itu benar, bagaimana kita bisa membahagiakan anaknya, kalau kita belum bisa memenuhi kebutuhan materi kita sendiri.

Pola pemikiran saya menjadi terbuka dan sangat rasional seperti ini setelah melihat dengan jelas sepupu lelaki saya yang mengikrarkan cinta ”fantasi” dengan mantan kekasihnya. Cintanya sudah berjalan selama lebih dari 4 tahun, tetapi kandas, hanya karena orang tua kekasihnya memilih menjodohkan anaknya dengan pria yang dinilai memiliki kecukupan materi yang lebih daripada sepupu saya. Bayangkan bila pembaca sebagai lelaki mengalaminya, buat pembaca wanita, apakah anda dapat berbuat sesuatu jika kekasih anda mendapat perlakuan semacam itu.

Hhhhh...yang jelas mungkin hari-hari tanpanya akan terasa sedikit berat, tetapi itu telah terjadi, I Can’t Go Back, tetapi aku masih membuka hati untuknya.

0 Responses: